MENDIDIK ANAK SHALEH DAN SALEHAH

Anak shaleh dan shalehah merupakan dambaan bagi setiap orang tua, namun untuk membentuk anak menjadi anak yang shaleh dan salehan bukanlah perkara mudah.
Bukan hanya pendidikan Agama disekolah yang perlu di berikan, tetapi justru cara mendidik dirumahlah yang lebih berperan dalam membentuk anak-anak menjadi anak-anak yang shaleh dan shalehah.


25 December 2010

RAJA HUTAN DAN KANCIL YANG CERDIK

RAJA HUTAN DAN KANCIL YANG CERDIK
Oleh : Taufik Magrib

Cuaca siang itu sangat panas, beberapa ekor binatang buas yang berada dihutan itu hanya sibuk bermalas malasan saja, tak ada yang terlihat sedang berjalan atau sedang berburu.. Disalah satu sudut dibawah sebuah pohon yang sangat rindang, telihat seekor harimau yang sangat besar, tubuhnya lebih besar dibandingkan dengan harimau-harimau lainnya. Sesekali dia menguap dan menarik nafas panjang, dan kadang kadang dia mengaum sangat keras, seakan akan memberitahukan kepada seluruh penghuni hutan itu, dialah si Raja Hutan yang berkuasa ditempat itu.
“Wah…! Nikmatnya jadi Penguasa hutan ini” katanya dalam hati “aku bisa berbuat apa saja dengan apa yang ada dihutan ini, tak ada seekor binatang lainpun yang bisa mencegah aku , mereka semua takut padaku. Ha..ha..ha..Haummm…” lanjutnya, dengan mengeluarkan suara yang sangat keras, dan hampir seluruh penghuni hutan itu terkejut mendengar suara Auman sang Raja hutan itu..
Demikian juga dengan seekor kancil yang berada cukup jauh dari tempat harimau-harimau itu berada, dia juga mendengar auman dari siraja hutan itu. Memang suara auman harimau itu sungguh membuat takut seluruh isi hutan, dan sudah banyak sekali binatang binatang lemah yang menjadi korban keganasan siraja hutan itu. Dan sudah banyak pula teman teman si kancil yang menjadi korban keganasan dan kesombongannya.
Karena sudah terbiasa dengan suara auman siraja hutan itu, lama kelamaan sikancil mulai terbiasa mendengarnya dan rasa takut mulai hilang dalam dirinya. Dan suara auman siraja hutan itu hanya seperti suara angin saja bagi si kancil.
“Aku harus berbuat sesuatu agar si raja hutan ini tidak terus menerus membuat takut seluruh isi hutan ini.” Katanya dalam hati.
“Sudah terlalu banyak korban yang berjatuhan akibat ulah dan kerakusan harimau ini., tapi bagaimana caranya “ lanjutnya pula dan dia jadi bingung sendiri, dengan apa yang tengah dipikirkannya..
Pikirnya lagi “ Tubuhku sangat kecil, dan tidak memiliki alat untuk membela diri, cakar aku tak punya, taring aku tak punya, tanduk ?, ah.. tandukpun juga aku tak punya.” Keluhnya,
“ Dengan apa aku harus membalas dan memberi pelajaran kepada harimau yang sombong ini” Putus asa mulai menggelayuti perasaannya. Dan semangatnyapun mulai mengendur kembali, tetapi tiba-tiba
“ Ah….kenapa aku harus putus asa ?, bukankan aku memiliki otak yang cerdas, yang diberikan Tuhan kepadaku. Mengapa tidak aku gunakan kemampuan otakku ini, bukankah otak bisa menjadi lebih kuat dari pada pisik “ lanjutnya lagi.
“ Yah…! Aku akan membuat perhitungan dengan harimau itu dengan otakku.” katanya. “Aku pasti bisa…….!” Teriaknya, dan teriakannya itu cukup mengejutkan seluruh isi hutan itu. Tak terkecuali sang raja hutan yang tengah pulas tertidur sampai terbangun sesaat.
“ Tapi apa yang harus aku lakukan ya ? “ tanyanya dalam hati.
Tengah sang kancil berfikir keras menggunakan otaknya untuk mengalahkan sang harimau, tiba tiba melintaslah seekor kura-kura dihadapannya. Kura-kura itu masih sangat muda, jalannyapun terbilang cukup cepat dibandingkan dengan kura-kura lainnya. tubuhnya cukup besar dan sudah memiliki tempurung ditubuhnya yang sangat keras..
“Hai Kura-kura tampan kemari sebentar aku ingin minta tolong padamu “ panggil sang kancil.
Dipanggil dengan panggilan tampan, sang kura kura muda sangat senang sekali mendengarnya dan dia segera mendekati sang kancil.
“ Anak muda aku ingin kamu sampaikan pesanku pada sang harimau siraja hutan itu, aku menantangnya bertanding adu ketangkasan menendang bola, dihutan sebelah utara besok pagi.” Ujarnya,pada sang kura-kura.
“ Jika dia sanggup mengalahkan aku, maka seluruh kancil akan menyerahkan dirinya kepada si raja hutan untuk menjadi santapannya, termasuk seluruh kura-kura dihutan ini, tetapi bila dia kalah, maka dia tidak boleh lagi berburu kancil dihutan ini.
“Ah,,,,kamu sudah gila, barang kali” Protes sang kura-kura
“Aku tidak mau menjadi santapan sang raja hutan..!”. ”aku jangan kamu bawa-bawa dalam urusan kamu !” kata kura-kura ketakutan.
“Ah…kamu ini “ Kata sang kanci lagi, ”kamu tidak usah takut..!, bukankah sang raja hutan tidak bisa memakan kamu ?, bukankah kamu memiliki kulit yang sangat keras yang tidak dapat di pecahkan oleh si raja hutan ? “ Lanjut sang kancil kepada si Kura-kura muda itu. Sejenak si kura-kura terpaku, diangguk-anggukkan kepalanya mendengar penjelasan sang kancil.
“ Oh iya..ya..!, binatang buas apapun tak akan sanggup memecahkan tempurungku, dan aku aman didalamnya…! Katanya dalam hati, mengiyakan apa yang dikatakan sang kancil.
“ Baiklah kalau begitu, akan aku sampaikan kepada si Raja Hutan “Kata sang kura-kura, dan sang kura-kura segera berlalu dari hadapan sang kancil.
Sang kura-kura dengan langkah yang dianggapnya paling cepat segera menuju tempat sang raja Hutan yang tengah ber istirahat siang itu. Kadang kadang terbersit juga dalam pikiran sang kura-kura, “ Pasti sang kancil akan kalah bertanding dengan si Raja hutan yang sangat kuat, selain tubuh sang raja hutan lebih besar dari sang kancil. Kaki sang raja hutan juga jauh lebih kuat dan besar dibandingkan dengan kaki sang kancil, Tetapi heran mengapa sang kancil berani-beraninya menantang si Raja Hutan untuk bertanding, adu ketangkasan menendang bola ?” pikirnya.”sudah gila barang kali si kancil ini “ pikirnya lagi.
Setelah berjalan cukup lelah, sampailah sang kura-kura, dihadapan siraja hutan yang tengah beristirahat.
“ Permisi pak harimau “ teriaknya, membangunkan Si raja hutan yang tengah memejamkan matanya. Dan sang harimau segera membuka matanya.
“ Hai mengapa kamu berani mengganggu saya yang sedang istirahat, apakah kamu tidak takut saya akan memakan kamu ?” Hardik sang Harimau.
Sejenak sang kura-kura ketakutan, tetapi segera saja dia sadar bahwa sang harimau pasti tidak bisa memangsanya, karena dia memiliki tempurung yang sangat keras. Dan kembali keberaniannya timbul kembali.
“Aku membawa pesan dari sang kancil, untukmu “ Jawab sang kura-kura
“ Pesan apa, Cepat katakan” Kata sang harimau tak sabar.
“ Pak Kancil menantang kamu bertanding menendang bola,besok pagi” Ucap sang kura-kura, “Pak kancil menunggumu di hutan sebelah utara “sambungnya lagi.
“ Apa ?” Tanya siraja hutan dengan mata melotot, membuat merinding si kura-kura. “Dia berani menantang aku ?” lanjut sang harimau dengan mata yang semakin melotot, seakan akan bola mata sang harimau akan keluar dari kelopak matanya.
“ Ya.., pak harimau !, Pak kancil menantang kamu bertanding ketangkasan menendang bola dihutan sebelah utara besok pagi, bila si kancil kalah oleh pak Harimau, maka seluruh kancil di hutan ini akan menyerahkan dirinya pada Pak Harimau. Tetapi bila Pak harimau kalah, maka Pak harimau tidak boleh lagi memburu seluruh kancil di hutan ini “ kata sang kura kura dengan ucapan yang lebih percaya diri, dan menyampaikannya kepada si raja hutan. Siraja Hutan yang mendengar keterangan si Kura-kura, tercenung sejenak, dia mencoba berfikir, apa maksud si Kancil berani bertanding dengan dirinya yang sangat kuat, Sudah pasti sang kancil akan kalah, tetapi apa maksudnya ? “ sang raja hutan berfikir keras, memikirkan maksud sang kancil itu, sampai digeleng gelengkan kepalanya memikirkan itu semua, tetapi tidak juga terjawab pertanyaannya. Dan hal itu sudah menjadi kebiasaan sang raja hutan , yang selalu mengandalkan fisiknya dibandingkan dengan mengandalkan otaknya.
“Aku pasti akan mengalahkan sang kancil bodoh itu, dan aku tanpa bersusah payah berburu, akan mendapatkan makanan yang datang dengan sendirinya “ pikirnya lagi
”wah ini yang namanya pucuk dicinta ulam tiba”.
“Baiklah aku terima tantangan si Kancil bodoh itu, besok pagi aku akan segera ke hutan sebelah utara.” Lalu sang kura-kura memberikan gambaran letak tempat pertandingan dilaksanakan.
Dengan perlahan sang kura-kura segera berlalu menuju tempatnya beristirahat, dan dengan seribu pertanyaan yang berkecamuk dalam benaknya, dia berfikir keras memikirkan maksud dan ulah sang Kancil yang sungguh berbahaya ini.
Malamnya cuaca cukup cerah, ribuan bintang dilangit berkelap kelip menampakkan kebahagiaannya. Sang rembulan dengan sinarnya yang cukup terang malam itu, membuat pucuk-pucuk pohon terlihat indah memantulkan sinarnya yang putih berkilau, sehingga seluruh hutan terlihat damai malam itu. Suara burung burung malam terdengar bersahut-sahutan menggambarkan kegembiraannya. Dan suara binatang binatang malampun hanya sesekali terdengar.
Di rumput yang agak datar, diselingi semak belukar, sang kancil tengah menatap bintang-bintang dilangit. Wajahnya terlihat begitu tenang untuk menghadapi hari esok, mungkin bagi sebagian penghuni hutan itu merupakan hari terakhir bagi kehidupan Kancil dihutan itu. Tetapi berbeda tampaknya dengan apa yang tengah di pikirkan sang Kancil. Dia begitu tenang, seolah-olah besok adalah hari bahagia buat dirinya dan seluruh teman-temannya, besok merupakan hari kebebasan bagi seluruh kancil dihutan itu dari terror sang raja hutan. Dan tak lama kemudian, terdengar dengkur sang kancil yang tertidur pulas malam itu dengan mimpi yang sangat indah.

Se ekor ayam hutan bertengger di pucuk sebuah pohon yang agak tinggi di hutan itu., Dia bernyanyi dengan suara yang nyaring dan cukup merdu terdengar diseluruh hutan itu. Itulah kebiasaan sang ayam Jantan hutan. Seiap pagi dialah yang bertugas membangunkan tidur seluruh penghuni hutan. Kokokannya terdengar sampai jauh, dan ayam jantan hutan lainnya pun menjawab seruannya dan akhirnya mereka bersahut-sahutan satu dengan lainnya.
Matahari dengan sinarnya agak kemerahan mulai tersembul dari ufuk timur disela-sela pepohonan. Sinarnya membias memancarkan sinar yang sangat indah, menghangatkan seluruh pucuk pohon di hutan itu.

“ Ah…lelap sekali tidur ku malam ini “ kata sang raja hutan
“ Aku harus segera menuju hutan sebelah utara, karena hari ini adalah hari yang paling menggembirakan, karena sebentar lagi aku akan menyantap buruanku tanpa harus berburu., ha…ha….Haummmmm”. Lanjut sang raja hutan dan segera saja sang Raja Hutan menuju hutan sebelah utara untuk menemui sang kancil untuk bertanding adu ketangkasan menendang bola.
Demikian halnya dengan sang kancil pagi itu, dia segera menyiapkan rencananya untuk berangkat ke hutan sebelah utara. Dia harus segera sampai dihutan sebelah utara sebelum sang raja hutan tiba. Karena jika sang raja hutan lebih dulu tiba, maka akan gagalah rencana sang kancil, dan itu merupakan malapetaka bagi seluruh kancil di hutan itu.
Bergesas sang kancil segera melompat menuju hutan sebelah utara. Dan karena kancil merupakan binatang yang dapat berlari dan melompat dengan cepat. Tidak beberapa lama kemudian sampailah sang kancil di hutan sebelah utara itu.. Dan tampaknya sang Raja Hutan belum tiba di tempat itu.
Segera sang kancil menyiapkan rencananya. Dia segera mencari sesuatu dihutan itu, dan tak lama kemudian matanya tertuju pada seonggok benda bulat berwarna coklat, sebesar bola kaki dan tergantung di sebuah dahan pohon yang cukup rendah, sehingga tanpa memanjatpun dia bisa meraihnya, tetapi sang kancil tidak meraihnya, dia hanya memandangi saja benda bulat coklat itu, sesekali terdengar suara dengung dari benda bulat berwarna coklat itu .
Oh….rupanya benda bulat sebesar bola kaki berwarna coklat itu adalah sarang lebah hutan. Dan suara dengung dari dalam adalah suara lebah yang berada didalam sarang itu.
Sang Kancil hanya tersenyuim-senyum saja memandangnya, “ Inilah balasan yang akan kamu terima, hai harimau sombong” katanya dalam hati. Kemudian sang kancil segera menjauh dari sarang lebah itu.
Tidak lama berselang munculah sang raja hutan, dengan angkuhnya, dibusungkannya dadanya, dan ditegakkannya kepalanya, seolah olah menunjukkan kepada siapa saja yang ada di hutan itu bahwa dirinyalah yang paling kuat dan gagah di hutan itu.
Sang raja hutan menoleh kekanan dan kiri, dia tidak melihat seekor kancilpun ditempat itu.
“Oh rupanya sang kancil takut dan tidak jadi bertanding, memenuhi tantangannya” katanya dalam hati.
“ Hai….kancil bodoh…., dimana kamu !....haummm” teriak sang raja hutan. Dan mengaum dengan sangat keras.
Auman si raja hutan itu terdengar sampai cukup jauh, membuat binatang binatang lain gemetar ketakutan mendengarnya.
“ Aku ada disini…” tiba-tiba terdengar suara sang kancil dari jauh..” Kamu tetap saja disitu” teriak sang kancil lagi.
“ Hai, kancil bodoh…” teriak sang raja hutan
“Mengapa kamu berada jauh dari tempat ini, apakah kamu takut untuk berada disini “ teriak sang raja hutan.
“ Bukan, aku bukan takut padamu harimau bodoh” sahut sang kancil memanas manaskan hati sang raja hutan.
“ Aku akan berada disini untuk menangkap bola yang akan kamu tendang nantinya” kata kancil lagi.
“ Sekarang kamu perhatikan, bola yang tergantung di sebuah batang pohon, sebelah kiri kamu, coba perhatikan. “ teriak sang kancil kembali.
“ Bola itu berwarna coklat,:” lanjut sang kancil. “ Nah. Bola itulah yang harus kamu tendang kemari…, bila bola itu sampai ditempat aku berdiri, maka kamu adalah pemenangnya dan aku akan menyerahkan diri padamu untuk menjadi santapan kamu.” Kata sang kancil menerangkan cara pertandingannya.
Sang raja hutan termanggut-manggut saja mendengar keterangan sang Kancil. Dia yakin bahwa dia bisa menendang bola itu sampai ketempat sang kancil berdiri.
“ Ah ternyata mudah saja “ kata sang Raja Hutan dalam hati
“ Sekarang bersiap-siaplah kamu menerima bola ini dan bersiap-siaplah untuk menjadi santapan aku hari ini..” kata sang harimau dengan sombongnya
Kemudian sang Raja hutan mencari-cari bola yang dimaksud si Kancil.
Pada sebatang pohon sebelah kirinya dilihatnya sebuah benda berwarna coklat dan bulat , sebesar bolakaki. Sang raja hutan yakin inilah bola yang dimaksud sang kancil.
“ Ah..ini dia bola yang harus aku tending kearah sang kancil bodoh itu” katanya dalam hati. “ Aku pasti bisa melakukannya.
Tanpa berfikir panjang lagi sang Raja hutan itu mengambil ancang ancang untuk menendang bola yang tergantung dipohon. Dan dia menendang bola itu.
Tendangan sang raja hutan itu tepat sekali mengenai benda berwarna coklat itu yang ternyata adalah Sarang lebah. Benda itu tidak melayang ketika terkena tendangan sang raja hutan yang sangat keras. Malah sebaliknya benda bulat yang ternyata sarang lebah itu pecah berkeping keeping terkena tendangan kaki sang raja hutan yang sangat kuat. Tentu saja seluruh lebah hutan yang ada di dalam sarangnya berterbangan kesana kemari dan mencari siapa yang merusak sarang mereka. Ternyata yang merusaknya adalah sang raja hutan. Lebah-lebah yang jumlahnya ratusan itu sangat marah, karena sarang mereka dihancurkan oleh si Raja Hutan. Mereka terbang mengelilingi si raja hutan untuk menyerangnya bersama sama.
Melihat kejadian itu sang raja huta terkejut dan tidak bisa berbuat apa-apa, dia tidak bisa melarikan diri, karena dirinya telah terkepung oleh lebah lebah yang marah. Dalam hitungan detik, lebah-lebah yang jumlahnya ratusan itu menyerang sang Raja Hutan. Sang raja hutan menjerik kesakitan ketika lebah-lebah itu menyengat dirinya. Dia tidak dapat berbuat apa-apa dengan serangan lebah-lebah itu. Sang raja hutan berlarian kesana kemari tak tentu arah. Tetapi sengatan lebah lebah yang marah itu tak henti hentinya menghujam dirinya.
Akhirnya sang raja hutan tidak berdaya Tubuhnya lemas terkena racun lebah lebah itu. Akhirnya sang raja hutan itu roboh…!
Menyaksikan kejadian itu, gemparlah seluruh penghuni hutan itu. Kini sang raja hutan yang sombong dan kejam telah mati oleh sengatan lebah-lebah hutan yang jumlahnya ratusan itu . Dan damailah suasana hutan itu kembali.
Sang kancil kini sudah dapat hidup tenang kembali, tanpa ancaman dari sang Raja Hutan Yang Kejam…

Note : Untuk rekan-rekan bloger,silahkan copy paste posting ini, tapi jangan lupa
komentarnya dan mencantumkan sumbernya yaitu :
http://dongengbobo.blogspot.com

http://daruttamam.wordpress.com
http://bogorframe.co.cc
http://sehatuntukku.blogspot.com
http://asiabay.co.cc

10 December 2010

MERPATI BANGAU SEMUT MERAH DAN PEMBURU

Pagi itu cuaca cukup cerah, sinar matahari belum terlalu panas terasa, tetapi hangat yang dipancarkan dari lampu dunia itu, sungguh menyegarkan tubuh, apalagi bagi seekor burung merpati putih yang tengah bertengger pada sebuah ranting pohon disebuah desa, ditepi hutan.
Pada ranting pohon tersebut juga bertengger seekor burung bangau tua...yang tengah asik menikmati sarapannya, sambil menikmati hangatnya sinar matahari pada pagi itu.

“ Oh....indahnya pagi ini....” Ucap burung merpati, sambil merenggangkan sayap putihnya yang cantik... ” andai saja diseluruh dunia cuaca dan suasana seperti di tempat ini, alangkah damainya dunia ini...!” sambungnya
‘ Hai jangan berhayal saja kamu..., “ celetuk si bangau tua yang tengah sibuk mematuk-matuk sarapannya..” Makan dulu...baru nanti kita bercerita...pokoknya kalau kamu mau mendengarkan cerita, nanti saya akan ceritakan pengalaman-pengalaman saya” sambungnya lagi sambil menahan makanannya yang hampir jatuh dari paruhnya.
“ Oh...ya ? , aku akan senang sekali mendengarkannya...Pak bangau !” Sahut merpati sambil tersenyum, melihat tingkah laku sang bangau.
“ Aku ini sudah berkeliling dunia..., sejak umurku masih sangat muda, bahkan sebelum aku bisa terbang saja,aku sudah diajak jalan-jalan kepulau lain oleh Ibuku...gleg,,,g “ Sambung sang bangau sambil menelan makanannya yang agak besar dan agak susah ditelannya...
“ Apakah Pak bangau waktu itu di gendong oleh Ibu pak bangau, sehingga pak bangau bisa diajak jalan-jalan oleh Ibu pak Bangau ? tanya merpati sambil tersenyum.
“ Iya ...gleg “
“Ah..masa’..iya pak bangau !....memangnya Ibu pak bangau bisa menggendong pak bangau sambil terbang ?,
“ Bisa...karena ibu saya adalah seekor bangau sakti yang bisa melakukan apa saja, yang tidak bisa diperbuat oleh bangau-bangau lain” Jawab Pak bangau dengan bangganya.
“ Oh..... “ hanya itu ucapan yang keluar dari mulut merpati menaggapi cerita pak bangau
“ Dan kesaktian Ibu saya, juga diturunkan kepada saya “ sambung pak bangau dengan bangganya, apalagi pak bangau melihat merpati tampaknya percaya dengan apa yang diucapkannya. Padahal semua itu tidak benar..hanya cerita yang dikarang-karang saja oleh Pak Bangau...
“Waktu saya muda..! “ sambung pak bangau ” saya sering berpetualang keseluruh dunia..!, saya sering bertemu dengan berbagai macam burung, selama saya berpetualang..., malah “ lanjutnya lagi. “ saya pernah berkelahi dengan seekor bulung elang... yang sangat besar...” katanya sambil mengepakkan sayapnya,menggambarkan besarnya burung elang yang diceritakannya” lalu saya bisa mengalahkan burung elang itu “ katanya lagi sambil menggosok-gosok paruhnya yang masih ada sisa-sia makanannya.
Merpati hanya tercenung mendengarkannya.

Sedang asyik-asyiknya pak bangau bercerita tiba-tiba mereka mendengar suara minta tolong, suara itu agak jauh, tapi jelas terdengar. Sang Merpati segera mencari-cari sumber suara minta tolong itu..., Dia menoleh kekiri dan kekanan memastikan dari mana sumber suara itu berasal, Sedangkan pak bangau terlihat diam saja, bahkan wajahnya tiba tiba terlihat pucat, seperti ketakutan mendengar suara minta tolong itu.
“Pak bangau... cepat bantu cari sumber suara itu !” teriak merpati
“a...a.....aku takut.....” jawab Pak Bangau gugup....
“Mengapa pak bangau takut....!” tanya Merpati
“Pas...pas....pasti...itu suara burung bangau yang sedang di serang oleh Elang” katanya gugup..
“oh...” sahut merpati “ mengapa pak bangau tidak bantu burung bangau itu pak ?...! tanya merpati lagi, sambil menoleh kekiri dan kekanan memastikan suara minto tolong itu, dan ia merasa yakin bahwa itu bukan suara burung bangau minta tolong...
“Aku takut...kepada burung elang itu.....aku tidak bisa melawan burung elang itu”
“ Tadi katanya pak bangau pernah mengalahkan burung elang ? kata merpati lagi
“Ah...tidak aku tadi hanya bergurau...aku tidak pernah melawan elang...dan...dan ....aku tidak punya kesaktian apapun...? katanya lagi dengan tubuh gemetar..
Sementara itu suara minta tolong semakin lama semakin jelas terdengar, rupanya suara itu berasal dari sungai kecil yang tidak jauh dari Merpati dan Pak bangau berada.
Tiba-tiba merpati melihat sesuatu yang timbul tenggelam dari sungai kecil itu, oh...rupanya seekor semut merah sedang terbawa arus air. Tubuhnya timbul tenggelam terbawa arus air.... tangannya mengapai gapai mencari sesuatu untuk berpegangan...tetapi apa daya, arus air dirasakannya terlalu deras mendorong tubuhnya sehingga tak sanggup dia meraih sesuatu untuk mengangkat tubuhnya dari dalam air
Tanpa berfikir panjang dan tanpa menghiraukau pak bangau yang masih gemetaran tubuhnya, Sang merpati segera mencocokkan paruhnya pada sebuah daun didekatnya, dan segera membawa daun itu dengan paruhnya.
Setelah tiba dengan semut merah yang sudah hampir mati kehabisan nafas,daun itu dilemparkannya kedekat tubuh semut itu, dan tanpa berpikir panjang lagi semut merah itu meraih daun yang dilemparkan oleh Sang merpati dan naik keatas daun itu. Selamatlah Semut merah itu dari kematian.

Hari mulai gelap, burung burung mulai kembali kesarangnya, kembali kepada keluarga mereka, yang telah seharian mereka tinggalkan, Dan dengan senyumann disudut bibirnya, mataharipun tenggelam diufuk timur untuk ikut tidur pula pada malam ini.
Setelah terlelap tidur dalam mimpi yang indah, subuh hari ketika manusia mengumandangkan azan subuh, sang burung merpati pun terbangun dari tidurnya. Segara dirasakan tubuhnya pagi itu, tak ada beban dalam hatinya.Senang rasanya bisa menikmati pagi ini, yang dirasakan seperti nafas baru kembali.
“ Wah....segar sekali rasanya pagi ini, lebih segar dari hari-hari sebelumnya..” tanpa disadari, dirinya berucap sendiri.
“ Tapi kemana Pak bangau....kok tidak terdengar suaranya pagi ini ?, ah...jangan-jangan pak Bagau sakit barangkali ? “ Lalu sang merpati mencari-cari disekitarnya
“ Kemana Ya ?... atau barang kali dia pergi kepohon beringin diseberang sana ? ” lalu sang merpatipun terbang ke pohon beringin diseberang, yang letaknya tak jauh dari pohon tempatnya tinggal. Tetapi sang merpati tidak juga menemukan Pak Bangau.Dan sang merpatipun kembali ketempatnya semula. Namun tiba-tiba mata sang merpati tertumpu pada secarik kertas didekatnya, tanpa berfikir panjang diraihnya kertas itu. Oh...ternyata secarik surat.
“Surat dari siapa ini ? katanya dalam hati.Lalu dia membukanya
“ Maafkan saya Merpati Putih...! saya tidak bisa tinggal lebih lama lagi disini...! “oh....rupanya surat dari Pak Bangau untuk dirinya.
“ Saya mohon maaf, karena selama ini saya sering berbohong padamu..., saya sebenarnya bukanlah seekor burung yang pemberani, seperti kamu...!, Saya merasa malu kepadamu, tubuhmu yang lebih kecil dari tubuhku, demikian berani menolong seekor semut yang hampir mati tenggelam..., tetapi saya, yang memiliki tubuh lebih besar dari kamu tidak bisa melakukan itu, saya malu, saya hanya memiliki mulut besar, tetapi tidak memiliki nyali yang besar, saya seekor burung yang pengecut..Jadi saya harus pergi dari tempat ini,dari pada saya menahan malu padamu Merpati !, selamat tinggal merpati,engkau telah banyak memberikan pelajaran kepada saya” Merpati hanya tercenung membacanya
“ Pak Bangau...!,mengapa kamu harus pergi dari sini...bukankah kamu lebih baik disini, disini lebih tenang, dibandingkan ditempat lain...lagi pula kamu adalah sahabatku “ kata merpati dalam hati.
Ketika sang merpati sedang melamun memikirkan Pak Bangau sahabatnya, tanpa disadarinya, tak jauh dari tempatnya bertengger, dibawah sebuah pohon besar, seorang pemburu tengah memperhatikannya.
“Nah...ini dia yang aku cari-cari, Seekor burung merpati yang gemuk..” kata Pemburu itu perlahan, takut didengar oleh sang merpati.
“Sudah beberapa hari ini sulit sekali saya mendapatkan buruan saya, dan sekarang ia ada dihadapan, saya tidak boleh menyia-yiakan kesempatan ini, jarang sekali kesempatan ini saya temui...” katanya dalam hati. “Pasti Merpati ini dagingnya empuk kalau di goreng.” “..ha...ha...mujur sekali saya kali ini”,
Tanpa membuang waktu lagi, sang pemburupun mengarahkah senjatanya kearah Sang Merpati. Dia membidik dengan hati-hati.
Tetapi.....! “ Apa ini gatal-gatal dikakiku “ kata pemburu dalam hati
“Ah...menggangu konsentrasiku saja” katanya dalam hati dan tangannya menggaruk-garuk kakinya, sehingga tidak jadi membidik buruh merpati itu.
Baru saja dia akan membidik kembali, dikaki dan leher pemburu itu terasa gatal yang amat sangat..lama kelamaan malah bertambah pedih dirasakannya...!
“Wow....aduh....aduh.... panas,....sakit...aduh...” Pemburu itu menggaruk-garuk seluruh tubuhnya. Dan rupanya ratusan semut merah tengah menyerangnya
Sang merpati yang sejak tadi tengah memikirkan pak bangau, terkejut mendengar suara berisik yang tak jauh dari tempatnya bertengger.
“ Oh ...rupanya ada seorang pemburu “ katanya terkejut
“ Aku segera harus menghindar...” dan terbanglah burung merpati itu dari tempatnya bertengger,untuk menyelamatkan diri.
Dan rupanya dari ratusan semut yang tengah menggigiti sang Pemburu, Ada seekor semut merah yang pernah ditolong oleh Sang Merpati....

http://bogorframe.co.cc
http://isengberhadiah.blogdetik.com
http://sehatuntukku.blogspot.com
http://Daruttamam.wordpress.com
http://asiabay.co.cc

Labels